Materi IPS Kelas 8
Semester 1
PERTEMUAN 1
BAB I INTERAKSI
KERUANGAN DALAM KEHIDUPAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN
A.
Mengenal Negara-Negara
ASEAN
- Letak Geografis Negara-Negara
ASEAN
- Letak Koordinat ASEAN
B.
Interaksi
Antarnegara-negara ASEAN
- Pengertian, Faktor Pendorong
dan Penghambat Kerja Sama
- Bentuk-bentuk Kerja Sama
(Sosial, Politik, Budaya, Pendidikan dan Perkembangannya
- Pengaruh Kerja Sama Bidang
Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya, dan Pendidikan terhadap Kehidupan di
ASEAN
- Upaya-upaya Meningkatkan Kerja
Sama di Antara Negara-Negara ASEAN
C.
Pengaruh Perubahan dan
Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN
- Perubahan Ruang dan Interaksi
Antarruang akibat Faktor Alam
- Pengaruh Perkembangan Ilmu dan
Teknologi terhadap Perubahan Ruang
- Pengaruh Perubahan Ruang
terhadap Kehidupan Ekonomi
- Pengaruh Konvensi Lahan
Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi
Antarruang
BAB II PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN
SOSIAL DAN KEBANGSAAN
A.
Mobilitas Sosial
- Pengertian Mobilitas
Sosial
- Bentuk-Bentuk Mobilitas
sosial
- Faktor-Faktor Pendorong dan
Penghambat Mobilitas Sosial
- Saluran-Saluran Mobilitas
Sosial
- Dampak Mobilitas Sosial
B.
Pluralitas Masyarakat
Indonesia
- Perbedaan Agama
- Perbedaan Budaya
- Perbedaan Suku Bangsa
- Perbedaan Pekerjaan
- Peran dan Fungsi Keragaman
Budaya
C.
Konflik dan Integrasi
dalam Kehidupan Sosial
- Konflik dalam Kehidupan
Sosial
- Integrasi Sosial
PERTEMUAN 2
BAB I INTERAKSI
KERUANGAN DALAM KEHIDUPAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN
Setelah mempelajari BAB ini, siswa-siswi
diharapkan:
1. Menjelaskan kondisi geografis dan karakteristik negara-negara
anggota ASEAN.
2. Menjelaskan makna kerja sama, bentuk-bentuk kerja sama, dan
upaya meningkatkan kerja sama antarnegara ASEAN.
3. Menganalisis pengaruh perubahan ruang dan interaksi antarruang
terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik, dan
pendidikan.
Mengenal 11 Negara-negara Anggota ASEAN
No. |
Negara |
Ibu Kota |
Mata Uang |
Pemerintahan |
1. |
Indonesia |
Jakarta |
Rupiah |
Republik |
2. |
Malaysia |
Kuala
Lumpur |
Ringgit |
monarki
konstitusional |
3. |
Laos |
Vientiane |
Kip |
Republik
Sosialis |
4. |
Singapura |
Singapura |
Dolar
Singapura |
Republik |
5. |
Brunei
Darussalam |
Bandar
Sri Begawan |
Dolar
Brunei |
kesultanan (kerajaan
Islam) /
Monarki Absolut |
6. |
Filipina |
Manila |
Peso |
Republik |
7. |
Kamboja |
Phnom
Penh |
Riel |
monarki konstitusional |
8. |
Vietnam |
Hanoi |
Đồng (Dong) |
Republik Komunis |
9. |
Thailand |
Bangkok |
Bath |
monarki konstitusional |
10. |
Myanmar
(Birma) |
Yangon
-> PyinMana _> Naypyitaw |
Kyat |
Republik |
11. |
Timor
Leste |
Dili |
Dolar
Amerika |
Republik
semi-Presidensil |
PERTEMUAN 3
A. Mengenal Negara-Negara ASEAN
- Letak Geografis Negara-Negara
ASEAN
Letak geografis menunjukkan letak suatu daerah dilihat dari
kenyataannya di bumi, dan dibandingkan dengan posisi daerah lain.
Berdasarkan letak geografis, ASEAN terletak di antara dua
samudra dan dua benua. Dua samudra tersebut yaitu Hindia dan Pasifik, sedangkan
dua benua yaitu Asia dan Australia.
Perhatikan gambar berikut:
Berdasarkan bentuk secara geografis, negara-negara ASEAN
memiliki ciri sebagai berikut:
a. Compact, yaitu berbentuk hampir seperti lingkaran.
Contohnya negara Kamboja.
b. Fragmented, yaitu berbentuk kepulauan yang
terpisah-pisah. Contohnya Indonesia.
c. Elongated, yaitu bentuk memanjang. Contohnya negara
Vietnam.
d. Protruded, yaitu bentuknya lebih kompleks dan beragam,
biasanya terdapat ‘tangan’ yang memanjang. Contohnya Thailand dan Myanmar.
PERTEMUAN 4
- Letak Koordinat ASEAN
Letak Astronomis
No. |
Negara |
Letak Bujur |
Letak Lintang |
Iklim |
1. |
Indonesia |
95°BT-141°BT |
6°LU-11°LS |
√
Tropis �Subtropis |
2. |
Malaysia |
100oBT–120oBT |
1oLU–7oLS |
|
3. |
Laos |
100oBT–107oBT |
14oLU–22oLU |
|
4. |
Singapura |
1o11’
LU–1o27’LU |
103o39’BT–04o5’BT. |
|
5. |
Brunei
Darussalam |
114oBT–115oBT |
4oLU–6oLU
|
|
6. |
Filipina |
117oBT–126oBT |
5oLU–21oLU |
|
7. |
Kamboja |
102oBT–108oBT |
10oLU–15oLU |
|
8. |
Vietnam |
105oBT–109oBT |
23oLU–9oLU |
|
9. |
Thailand |
97°BT–106°BT |
6°LU–21°LU |
|
10. |
Myanmar |
92oBT–101oBT |
11oLU–28oLU |
|
11. |
Timor
Leste |
124°BT–127°30’BT |
8°LS–10°LS |
|
Dari letak-letak astronomis Negara-negara ASEAN tersebut di
atas, maka kita dapat menentukan bahwa letak astronomis ASEAN adalah 23oLU-11oLS
dan 92oBT-141oBT.
<<https://www.pinhome.id/blog/letak-astronomis-asean/ |
menuliskan bahwa letak astronomis ASEAN adalah 28°LU–11°LS
dan 93°BT–141°BT>>
PERTEMUAN 5
Untuk melihat iklim di suatu Negara, perhatikan pembagian iklim
dunia sebagai berikut:
Pembagian iklim dunia, adalah sebagai berikut:
1).
Iklim Tropis
Cuaca
hangat mendominasi sepanjang hari dan tidak ada musim dingin, Sebagian iklim
tropis seperti hutan hujan tropis, curah hujannya tinggi. Ini adalah kawasan-kawasan
yang benar-benar ada di garis khatulistiwa. Sementara agak jauh dari garis
khatulistiwa, daerahnya agak kering hingga padang pasir.
2).
Iklim Subtropis,
Daerah beriklim subtropis
memiliki 4 musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Iklim subtropis memiliki ciri khas dengan gangguan dan rintangan seperti badai,
hujan salju, hingga tornado.
3).
Iklim sedang
Di
kawasan ini, kutub yang dingin bertemu dengan udara yang hangat. Pembagian
iklim berdasarkan garis lintang pada iklim sedang menjadikan hujan dan salju
kerap ditemui di kawasan ini
4).
Iklim Kutub
Di
daerah itu musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung
singkat.
PERTEMUAN 6
Interaksi Antarnegara-negara ASEAN
- Pengertian, Faktor Pendorong
dan Penghambat Kerja Sama
a. Pengertian
Kerjasama
adalah jalinan hubungan antara dua Negara atau lebih demi mencapai suatu
kesepakatan.
b. Faktor Pendorong
1).
Kesamaan dan perbedaan
sumber daya alam
Contoh
kesamaan sumber daya alam, Negara penghasil minyak bumi membentuk suatu kerja
sama yang diberi nama OPEC (Organiazation of Petroleum Exporting Countries).
Contoh
perbedaan sumber daya alam, Indonesia mengekspor hasil pertanian ke Singapura,
sementara dari Myanmar dan Thailand, Indonesia mengimpor beras.
2).
Kesamaan dan perbedaan
wilayah (kondisi geografis)
Kesamaan
geografis, beberapa Negara ASEAN di suatu kawasan bekerja sama dalam bidang
keamanan untuk menjaga stabilitas Negara.
c. Faktor Penghambat
1).
Perbedaan ideologis
2).
Konflik dan peperangan
3).
Kebijakan protektif,
dimana suatu Negara melindungi kepentingan dalam negeri dengan menerapkan
kebijakan pembatasan impor.
4).
Perbedaan kepentingan
tiap-tiap Negara
PERTEMUAN 7
- Bentuk-bentuk Kerja Sama
(Sosial, Politik, Budaya, Pendidikan dan Perkembangannya)
a. Bidang Sosial Budaya
Kerja
sama dalam bidang sosial dan budaya dilaksanakan oleh COSD (Committee on
Social Development).
Beberapa
bentuk kerja sama antara lain:
1).
pengembangan sumber
daya manusia;
2).
peningkatan
kesejahteraan;
3).
program peningkatan
kesehatan (makanan dan obat-obatan);
4).
pertukaran budaya dan
seni, juga festival film ASEAN;
5).
penandatanganan
kesepakatan bersama di bidang pariwisata ASEAN (ASEAN Tourism Agreement (ATA));
serta
6).
penyelenggaraan pesta
olahraga dua tahun sekali melalui SEA-Games.
b. Bidang Politik dan Keamanan
Kerja
sama politik dan kemanan untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian
menyepakati adanya:
1).
ZOPFAN (Zone of
Peace, Freedom, and Neutrality)
2).
TAC (Treaty of
Amity and Cooperation)
3).
SEANWF (Treaty of
Southeast Asian Nuclear Weapon-Free Zone)
Selain itu, kerja sama dalam bidang politik,
menciptakan ASEAN Regional Forum (ARF). Bentuk-bentuk kerjasamanya antara lain:
1).
MLAT (Treaty of Mutual
Assistance in Criminal Matters), Bantuan hukum timbal balik di bidang pidana
2).
ADMM (Defence
Ministers Meeting) Pertemuan para menteri pertahanan.
3).
Penyelesaian sengketa
Laut Cina Selatan
c. Bidang Pendidikan
1).
ACT (ASEAN Council
of Teachers Convention)
2).
Penawaran beasiswa
pendidikan
3).
ASEAN-Japan
Scholarship Fund (Dana Beasiswa ASEAN-Jepang)
PERTEMUAN 8
- Pengaruh Kerja Sama Bidang
Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya, dan Pendidikan terhadap Kehidupan di
ASEAN
a. Kehidupan Ekonomi
Para
pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara
pada akhir 2015. Pasar tunggal ini disebut dengan istilah Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
MEA
membuka pasar dan lapangan kerja yang semakin bersaing sehingga berpengaruh
terhadap penyiapan sumber daya manusia.
b. Kehidupan Sosial
Pada
Tahun 2015, ribuan pengungsi warga Myanmar membanjiri negara-negara tetangga,
yaitu Malaysia, Thailand, dan Indonesia dengan menggunakan perahu. Pengungsi
ini kemudian dikenal sebagai manusia perahu.
ASEAN
mengimbau negara-negara anggotanya agar menerima untuk sementara para manusia
perahu itu atas pertimbangan kemanusiaan. Migrasi ini berpengaruh terhadap
dinamika jumlah kependudukan suatu negara baik bagi yang mengungsi ataupun
negara tujuan pengungsian. Selain itu, menimbulkan interaksi sosial, seperti simpati
dan empati antarpengungsi dan penduduk setempat daerah pengungsian.
c. Kehidupan Budaya
Kebudayaan
adalah salah satu di antara 3 (tiga) pilar utama ASEAN dalam proses mengarah ke
tujuan membangun komunitas pada tahun 2015.
Banyak
kegiatan hingga saat ini telah atau sedang dilaksanakan dalam bidang kebudayaan,
misalnya (1) membangun Kota Budaya ASEAN, (2) Perkemahan Pemuda ASEAN, dan (3) Jaringan
Kota Kuno ASEAN.
Aktifitas-aktifitas
lainnya adalah:
1).
Festival Budaya ASEAN
(FBA)
2).
Perkemahan Budaya
Serumpun ASEAN
3).
Industri Musik, dengan
diselenggarakannya Konser, festival musik,dan even-even lainnya.
PERTEMUAN 9
d. Kehidupan Politik
1. Sengketa Perbatasan Wilayah
Masalah
perbatasan wilayah sering menjadi persoalan di beberapa Negara di ASEAN, Sengketa
perebutan wilayah yang mengklaim atau mengakui kepemilikan suatu wilayah
tersebut terkadang menimbulkan konflik antarnegara, sehingga perbatasan wilayah
sangat sensitif apabila terjadi sengketa. Negara-negara yang bersengketa
tersebut terus mengupayakan penyelesaian melalui cara diplomasi.
2. Pekerja Migran
Pesatnya
laju globalisasi meningkatkan jumlah pekerja migran dari berbagai negara.
Banyaknya pekerja migran ini memerlukan aturan perlindungan hak dan kewajiban
yang selayaknya disepakati oleh negara-negara asal dan negara-negara tujuan.
e. Kehidupan Pendidikan
Kualitas
pendidikan dan lulusan yang kompeten mengubah paradigma pendidikan di setiap
negara. Objek pelajaran, metode pembelajaran, dan guru yang kompeten menjadikan
masyarakat negara-negara ASEAN terutama pelajar akan mengakses informasi dan
belajar untuk meningkatkan pendidikannya.
Secara
khusus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, pemerintah Indonesia berupaya
memberikan kesempatan kepada lembaga pendidikan melakukan reformasi menyeluruh
dalam sistem pendidikan.
- Upaya-upaya Meningkatkan Kerja
Sama di Antara Negara-Negara ASEAN
Upaya meningkatkan kerja sama
antarnegara-negara ASEAN yang telah terbangun melalui Tiga Pilar ASEAN yaitu
kerja sama dalam bidang politik-keamanan (Polkam), ekonomi, dan sosial budaya
(Sosbud).
Peningkatkan kerja sama tersebut memerlukan
dorongan antara lain:
-
kekompakan,
-
konsistensi,
-
keterbukaan,
-
rasa “ke-kekita-an”
(we feeling),
-
saling menghormati dan
kesetiakawanan sosial (a caring and sharing community), serta dinamis dalam
menjalani kerja sama.
PERTEMUAN 10
B.
Pengaruh Perubahan dan
Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN
- Perubahan Ruang dan Interaksi
Antarruang akibat Faktor Alam
a. Faktor iklim
Tahun
2015, terjadi kebakaran hutan di Sumatra, Malaysia dan Singapura atas nama
ASEAN memberikan bantuan peminjaman pesawat pemadam kebakaran.
Pada
tahun sebelumnya, yaitu tahun 2014, di Filipina terjadi bencana badai Haiyan.
Indonesia dan beberapa Negara anggota ASEAN memberikan bantuan.
Kondisi
iklim seperti ini membuat negara-negara di ASEAN ini bahu membahu untuk saling
membantu.
b. Faktor geologi
Kondisi
geologi seperti kondisi tanah dan batuan penyusunnya di bumi, menjadikan sebuah
Negara atau wilayah berada pada tumbukan lempeng dan antar lempeng. Posisi
iniidentik dengan kemunculan gunung api dan pergerakan lempang bumi yang bisa
mengakibatkan terjadinya bencana gempa. Gempa di laut bisa mengakibatkan tsunami
(gelombang besar dan tinggi).
Ketika
bencana melanda suatu Negara di ASEAN, maka negara-negara ASEAN sebagai
organisasi ataupun negara-negara tetangga melalui Pusat Koordinasi Bantuan
Kemanusiaan memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok, fasilitas kesehatan,
maupun donasi untuk perbaikan lingkungan dalam masa pemulihan.
c. Faktor ketersediaan sumber daya alam
Sumber
daya alam yang dimiliki masing-masing Negara di ASEAN berbeda-beda, perbedaan
ini berpengaruh terhadap saling dukung mendukung. Misalnya, Negara Singapura
yang wilayahnya sangat sempit memiliki keterbatasan sumber daya alam barang
tambang, tetapi menguasai perdagangan dan industri. Negara-negara ASEAN yang
kaya dengan barang tambang mentah mengekspornya ke Singapura untuk diolah
menjadi berbagai barang kebutuhan pokok. Negara-negara ASEAN yang lain juga
melakukan kegiatan yang serupa dengan volume yang berbeda-beda sesuai kemampuan
masing-masing negara.
PERTEMUAN 11
Daftar
Barang Tambang Yang Dimiliki Negara-Negara Asean
No. |
Negara |
Barang Tambang yang
dimiliki |
1. |
Indonesia |
Minyak bumi, batu bara, timah, emas, perak |
2. |
Malaysia |
Bijih timah, bauksit, bijih besi, minyak
bumi |
3. |
Laos |
Timah, briket batu bara, besi, tembaga,
emas,gibs, belerang |
4. |
Singapura |
- |
5. |
Brunei
Darussalam |
Minyak bumi dan gas alam |
6. |
Filipina |
Tembaga, nikel, emas,timber, seng, kobalt, batu
bara, krom, mangan |
7. |
Kamboja |
Bijih besi, batu bara, tembaga, fosfat, emas |
8. |
Vietnam |
Batu bara, besi, timah, emas, antimony,
krom, fosfat |
9. |
Thailand |
Timah, mangan |
10. |
Myanmar |
Timbal, seng, perak, timah, minyak bumi, mangan,
tungsten, emas, batu mulia, batu giok |
11. |
Timor
Leste |
Mangan |
Selain
sumber daya alam berupa bahan tambang, terdapat juga sumber daya alam berupa
hutan dan laut yang bisa dieksplorasi untuk menunjang kehidupan Negara, tetapi
dengan tetap memperhatikan keseimbangan alam dan lingkungan agar tidak rusak.
- Pengaruh Perkembangan Ilmu dan
Teknologi terhadap Perubahan Ruang
Perkembangan
Perkembangan ilmu dan teknologi telah
berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia.
Teknologi yang memiliki peranan besar dalam
mengubah kehidupan manusia dalam berinteraksi adalah teknologi transportasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi transportasi dimanfaatkan untuk memindahkan
barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Teknologi komunikasi
dimanfaatkan untuk bertukar informasi.
Pengaruh
a. Teknologi Transportasi
Adanya
perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang
berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Dengan alat transportasi modern
seperti Kereta cepat monorel, pesawat terbang, speed boat atau kapal pesiar,
berwisata bukan lagi tingkat lokal, orang gunung ke pantai, dan orang pantai ke
gunung, tetapi berwisata bisa lintas Negara.
Alat
transportasi tradisional, bukan hanya di jalan-jalan raya yang diizinkan secara
khusus tetapi juga menjadi alat transportasi di tempat wisata.
Pengaruh
lain yang ditimbulkan dengan adanya perkembangan sarana transportasi adalah
ruang sebagai sarana ataupun prasarana. Semakin banyak alat transportasi di
darat, laut, ataupun udara, sarana dan prasarana penunjang seperti perluasan
jalan, terminal, bandara, dermaga pelabuhan juga semakin mendesak
pembangunannya.
Lagu IPS 3 (ampar-ampar pisang)
PERTEMUAN 12
b. Teknologi Informasi
Komunikasi
merupakan cara manusia saling berhubungan atau berinteraksi. Dengan dukungan
ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi semakin canggih. Teknologi komunikasi
memungkinkan informasi dapat menyebar luas dalam waktu yang singkat.
Pengaruhnya,
informasi menyebar dengan cepat sebagaimana informasi lewat gadget (hp) lebih
cepat dari pada surat yang dikirim lewat kantor pos. Namun pengaruh negatif
juga muncul dengan adanya intensitas interaksi masyarakat secara langsung
menjadi berkurang.
- Pengaruh Perubahan Ruang terhadap
Kehidupan Ekonomi
Negara-negara anggota ASEAN mulai menerapkan
AFTA (ASEAN Free Trade Area) dalam kehidupan internasionalnya. Secara ekonomis,
pemberlakukan AFTA akan menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas. Produsen
beras seperti Thailand dapat dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura,
Indonesia, dan Negara anggota ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun
sebaliknya. Pilihan konsumsi pun semakin banyak, baik kualitas maupun harganya.
Kerja sama negara-negara ASEAN ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja
sama antarnegara dalam bidang ekonomi.
- Pengaruh Konvensi Lahan
Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi
Antarruang
Perkembangan
Konversi lahan sering dijumpai di
Negara-negara ASEAN. Konversi lahan, biasanya mengubah area pertanian menjadi
area pemukiman atau industri. Selain konversi lahan ada juga reklamasi.
Reklamasi, yaitu alih fungsi lahan pantai
menjadi daratan. Seperti yang dilakukan oleh Singapura.
Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi
Lahan Industri
1).
Lahan pertanian
berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian menurun.
2).
Lahan pertanian
sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi
dari industri baik tanah, air, maupun udara.
3).
Konversi lahan itu menular,
yang mengancam ketersediaan lahan pertanian.
Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi
Lahan Permukiman
1).
Luas lahan pertanian
semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin kecil.
2).
Petani dan buruh tani
kehilangan mata pencahariannya.
3).
Hilangnya lahan ruang
terbuka hijau (RTH).
4).
Berkurangnya lahan
resapan air.
PERTEMUAN 13
BAB II PENGARUH
INTERAKSI SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN
Setelah mempelajari
uraian pada bab ini, kalian diharapkan mampu:
1. Menjelaskan
pengaruh interaksi sosial terhadap mobilitas sosial.
2. Menjelaskan
pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas.
3. Menjelaskan
pengaruh interaksi sosial terhadap integrasi dan konflik.
A. Mobilitas Sosial
- Pengertian Mobilitas
Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis,
yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain. Kata sosial pada istilah tersebut mengandung makna
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Seseorang yang mengalami perubahan kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan
ke lapisan lain baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah dari
sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan
disebut mobilitas sosial.
Mobilitas sosial dapat berupa pergerakan
sosial ke atas, tetapi juga pergerakan sosial ke bawah.
Contoh mobilitas sosial, seorang pensiunan
beralih menjadi pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Sementara anaknya,
ingin mengikuti jejak ayahnya, lalu membuka usaha yang lain, namun gagal.
PERTEMUAN 14
- Bentuk-Bentuk Mobilitas sosial
a. Mobilitas vertikal, ada dua macam, yaitu:
1). Mobilitas vertikal ke atas (social climbing)
Misalnya
seorang karyawan menjadi direktur.
2). Mobilitas vertikal ke bawah (social sinking)
Misalnya
seorang kepala sekolah menjadi guru biasa.
b. Mobilitas horizontal
Mobilitas
horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu
atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial
lainnya yang sederajat. Pada mobilitas horizontal, tidak terjadi perubahan dalam
derajat kedudukan seseorang.
Misalnya,
Pak Zainuri Syafwan Sebagai kepal sekolah di SMP “Harapan Indah”
dipindahtugaskan ke sekolah MTs. “Bahagia Sejahtera” dengan jabatan yang sama
sebagai Kepala Sekolah.
- Faktor-Faktor Pendorong dan
Penghambat Mobilitas Sosial
a. Faktor Pendorong
1). Faktor struktural (Kemampuan, kepercayaan)
2). Faktor individu, (Sikap, perilaku, pengetahuan dan keterampilan)
3). Faktor sosial (kedudukan)
4). Faktor ekonomi (sejahtera, sengsara)
5). Faktor politik (aman, damai, tentram)
6). Kemudahan dalam akses pendidikan
b. Faktor Penghambat
1). Kemiskinan
2). Diskriminasi
PERTEMUAN 15
- Saluran-Saluran Mobilitas
Sosial
Untuk mewujudkan mobilitas sosial di
lingkungan atau di instansi tempat ia sedang berkarya, dapat disalurkan melalui
saluran-saluran sebagai berikut:
a. Pendidikan
b. Organisasi politik (partai)
c. Organisasi Ekonomi (perusahaan barang atau jasa)
d. Organisasi Profesi (PGRI, IDI, HIPMI, dsb.)
- Dampak Mobilitas Sosial
Kemungkinan dari mobilitas sosial adalah ke
atas, ke bawah dan ke samping. Adapun dari ketiga kemungkinan dampak mobilitas
sosial adalah:
a. Positif
1). Mendorong seseorang untuk lebih maju
Contoh:
perubahan mobilitas sosial pada masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Pada
jaman penjajahan, jarang sekali bahkan tidak ada rakyat jelata yang
bercita-cita ingin jadi camat, bupati, atau gubernur. Namun setelah kemerdekaan,
banyak rakyat kecil yang kemudian berhasil menjadi pemimpin.
2). Mempercepat tingkat perubahan sosial
Contoh:
Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat
industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung sumber daya
manusia yang berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas
pendidikan.
3). Meningkatkan integrasi sosial
Contohn,
seseorang yang baru pindah tempat tinggal akan menyesuaikan diri dengan gaya
hidup, nilai-nilai, dan norma-norma yang dianut oleh kelompok orang dengan
status sosial yang baru di lingkungan tersebut sehingga tercipta integrasi
sosial.
b. Negatif
1). Terjadinya konflik
Mobilitas
sosial merupakan salah satu perjuangan manusia dan kelompok sosial untuk
mencapai posisi sosial yang semakin tinggi. Dalam hal ini, sangat wajar kalau
kemudian timbul persaingan, yang kerap juga memicu konflik.
Persaingan ataupun
konflik perlu disikapi dengan bijaksana. Persaingan tidak dapat dihindarkan,
tetapi persaingan yang tidak sehat akan menyebabkan konflik. Karena itulah,
setiap perubahan sosial hendaknya selalu dikelola dengan sikap yang positif.
2).
Gangguan psikologis
Seseorang
yang memiliki jabatan kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan
pada
saat jabatan yang dimiliki sudah lepas, kadang ia tidak merasa tidak rela kehilangan
jabatan tersebut. Baik karena diganti atau pensiun. Mereka menjadi mudah gelisah.
Individu yang mengalami keadaan seperti ini termasuk mengalami gangguan
psikologis. Hal tersebut akan membahayakan diri sendiri karena stres yang
berkepanjangan akan melahirkan berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya.
<<
Contoh: darah tinggi, asam lambung, insomnia merupakan penyakit
yang salah satunya disebabkan gangguan psikologis. >>
Gangguan
psikologis tidak akan terjadi kepada individu yang lapang dada menerima
keadaan, dan kemudian bertekad untuk berubah.
PERTEMUAN 16
B. Pluralitas Masyarakat Indonesia
Kekayaan
dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras, pekerjaan, dan
lain-lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata “plural”
berasal dari bahasa Inggris yang artinya “jamak”, sedangkan “pluralitas”
berarti kemajemukan. Pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama
dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Selain
istilah pluralitas, kalian juga menemukan istilah lain yang berhubungan dengan
keragaman, yakni multikultutal. Multikultural berasal dari kata multi yang
berarti banyak (lebih dari dua) dan culture artinya kebudayaan.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua
kebudayaan.
Kata
kemajemukan dan keragaman identik dengan perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang
muncul di tengah-tengah masyarakat adalah sebagai berikut:
- Perbedaan Agama
Agama yang ada di Indonesia adalah (1) Islam,
(2) Kristen <<katolik dan protestan>>, (3) Agama Hindu dan (4)
Agama Budha, (5) Agama Khonghucu.
<<Ada pendapat bahwa, agama yang tidak
bertuhan kepada Tuhan Yang Esa, maka agama tersebut adalah budaya. Budaya
adalah hasil cipta, karya dan karsa manusia yang bersumber dari diri sendiri
atas bimbingan nafsu. Sedangkan agama adalah hasil cipta, karya dan karsa
manusia yang bersumber dari diri sendiri atas bimbingan Tuhan>>
- Perbedaan Budaya
Koentjaraningrat (1996) menjelaskan bahwa kata
kebudayaan berasal dari Sansekerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi yang berarti “budi” atau “ kekal”. Culture adalah kata asing yang
berasal dari kata bahasa Latin colere (yang berarti “mengolah”,
“mengerjakan”, dan terutama berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani),
memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang kemudian berkembang maknanya
menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
mengubah alam”.
Memahami wujud kebudayaan, menurut sosiolog
J.J. Hoenigman, dapat dilihat dari gagasan, tindakan, dan karya.
a. Gagasan
Gagasan
atau ide berada dalam pemikiran manusia. Wujud kebudayaan berupa pemikiran
manusia dapat dilihat dalam karya-karya tulis.
b. Tindakan (aktifitas)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat, yang disebut juga dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
serta dapat diamati dan didokumentasikan.
c. Karya
Karya
adalah wujud dari sebuah gagasan atau ide yang kemudian dinyatakan dengan
tindakan sehingga menghasilkan sebuah karya.
Karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan, sifatnya paling nyata dibandingkan
dengan dua wujud kebudayaan yang lain (gagasan dan tindakan).
PERTEMUAN 17
Tujuh unsur kebudayaan
menurut Koentjaraningrat yang dianggap sebagai budaya universal, yaitu:
1.
Peralatan dan
perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transpor, dan sebagainya).
2.
Mata pencaharian hidup
dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, system produksi, sistem distribusi, dan
sebagainya).
3.
Sistem kemasyarakatan
(sistem kekerabatan, organisasi politik, system hukum, sistem perkawinan).
4.
Bahasa (lisan dan
tertulis).
5.
Kesenian (seni rupa,
seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.
Sistem pengetahuan.
7.
Religi (sistem
kepercayaan).
Kebudayaan suatu
masyarakat bisa jadi berbeda, dengan dipengaruhi hal-hal sebagai berikut,
diantaranya ialah:
a.
Perbedaan lokasi
(pulau, kota dan desa, pesisir dan pegunungan, dsb.)
b.
Perbedaan
agama/keyakinan
- Perbedaan Suku Bangsa
Berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di Indonesia:
No |
Suku |
Jumlah 2010 |
% |
Kawasan utama |
1 |
Jawa* |
95.217.022 |
40,22% |
Jawa
Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Lampung, Sumatra Utara, DKI
Jakarta, Jawa Barat |
2 |
Sunda |
36.701.670 |
15,50% |
Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan |
3 |
Batak |
8.466.969 |
3,58% |
Sumatra
Utara, Riau, Kota Batam Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat |
4 |
Asal Sulawesi* |
7.634.262 |
3,22% |
|
5 |
Madura |
7.179.356 |
3,03% |
|
6 |
Betawi |
6.807.968 |
2,88% |
|
7 |
Minangkabau |
6.462.713 |
2,73% |
|
8 |
Bugis |
6.359.700 |
2,69% |
|
9 |
Melayu |
5.365.399 |
2,27% |
Riau, Kalimantan Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan
Bangka Belitung, Aceh |
10 |
Asal Sumatra
Selatan* |
5.119.581 |
2,16% |
|
11 |
Banten |
4.657.784 |
1,97% |
|
12 |
Asal NTT* |
4.184.923 |
1,77% |
|
13 |
Banjar |
4.127.124 |
1,74% |
Kalimantan
Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Riau |
14 |
Asal Aceh* |
4.091.451 |
1,73% |
|
15 |
Bali |
3.946.416 |
1,67% |
|
16 |
Sasak |
3.173.127 |
1,34% |
|
17 |
Dayak |
3.009.494 |
1,27% |
Kalimantan
Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur |
18 |
Tionghoa |
2.832.510 |
1,20% |
Perkotaan di DKI Jakarta, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Kalimantan Barat |
19 |
Asal
Papua* |
2.693.630 |
1,14% |
|
20 |
Makassar |
2.672.590 |
1,13% |
|
21 |
Asal Sumatra* |
2.204.472 |
0,93% |
|
22 |
Asal Maluku* |
2.203.415 |
0,93% |
|
23 |
Asal Kalimantan* |
1.968.620 |
0,83% |
|
24 |
Cirebon |
1.877.514 |
0,79% |
|
25 |
Jambi |
1.415.547 |
0,60% |
|
26 |
Lampung |
1.381.660 |
0,58% |
|
27 |
Asal NTB* |
1.280.094 |
0,54% |
|
28 |
Gorontalo |
1.251.494 |
0,53% |
|
29 |
Minahasa |
1.237.177 |
0,52% |
|
30 |
Nias |
1.041.925 |
0,44% |
|
31 |
Warga
Asing |
162.772 |
0,07% |
Beberapa wilayah
di Indonesia |
Indonesia |
236.728.379 |
100% |
Catatan: Suku asal (*) wilayah
atau pulau di luar nama suku yang disebutkan, adalah suku lainnya dari provinsi
menurut kawasan atau pulau. Seperti suku di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Papua, Nusa Tenggara dan Maluku.
- Perbedaan Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
a. Pekerjaan formal, yaitu pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku
usaha resmi baik pemerintah maupun swasta. Pada jenis pekerjaan formal ini,
individu terikat secara langsung oleh sistem yang berlaku. Dengan demikian,
mereka bekerja penuh dengan aturan yang mengikat. Misalnya, pegawai kantor bank,
pegawai kantor pemerintah, karyawan perusahaan dan pengajar di lembaga
pendidikan.
b. Pekerjaan nonformal, yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh pelaku
usaha mandiri yang tidak tergantung pada pihak lain. Misalnya, petani, penjual
di pasar, dan sebagainya.
- Peran dan Fungsi Keragaman
Budaya
Peran dan fungsi keragaman budaya dalam
pembangunan nasional sebagai berikut:
a. Sebagai daya tarik bangsa asing untuk datang ke Indonesia sebagai
wisatawan.
b. Mengembangkan Kebudayaan Nasional.
c. Menanamkan sikap toleransi
d. Saling melengkapi hasil budaya
e. Mendorong inovasi kebudayaan
Inovasi kebudayaan merupakan
pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih baik.
PERTEMUAN 18
C. Konflik dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial
- Konflik dalam Kehidupan Sosial
a. Pengertian konflik
Menurut
Kartono, konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan
terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik
memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam
berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi,
tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan
kekerasan.
Secara
umum, akar dari sebuah konflik adalah perbedaan.
b. Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial
1) Perbedaan individu
2) Perbedaan latar belakang kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan nilai-nilai yang cepat
c. Akibat-akibat konflik
1) Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
2) Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok
3) Terjadinya Perubahan Kepribadian para Individu
4) Rusaknya Harta Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
5) Terjadinya Akomodasi, Dominasi, Bahkan Penaklukan Salah Satu
Pihak yang Terlibat dalam Pertikaian.
d. Cara Menangani Konflik
1) Menghindar
Kadang
orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau
kelompok lain.
2) Memaksakan Kehendak
Terdapat
individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling
benar. Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan
kemenangan di pihaknya.
3) Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain
Terdapat
individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik
harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak
dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik.
4) Tawar Menawar
Dalam
proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta
lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.
5) Kolaborasi.
Kolaborasi
memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas dasar itu,
dicarilah cara-cara untuk mencari cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak.
PERTEMUAN 19
- Integrasi Sosial
a. Pengertian integrasi
Integrasi
sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat
meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.
Syarat-syarat
terjadinya integrasi menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff adalah sebagai
berikut:
1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan mereka.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai nilai dan norma.
3) Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan
secara konsisten.
b. Faktor-faktor pembentuk integrasi
Faktor
yang memengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi:
1) Homogenitas kelompok masyarakat.
2) Besar dan kecilnya kelompok masyarakat.
3) Mobilitas geografis, yaitu berkaitan dengan datang dan perginya
suatu anggota masyarakat pada lingkungan tertentu.
4) Efektifitas komunikasi.
c. Proses Integrasi
1) Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling
memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli
tiap-tiap kebudayaan.
2) Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga
kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri
tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.
PERTEMUAN 20
d. Faktor-faktor pendorong integrasi
1) Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
2) Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3) Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.
4) Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
5) Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6) Adanya perkawinan campur (amalgamasi).
7) Adanya musuh bersama dari luar.
e. Bentuk-bentuk integrasi sosial
1) Integrasi normatif, seperti semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang
menjadi salah satu penyatu masyarakat Indonesia.
2) Integrasi fungsional, seperti berintegrasinya masyarakat Indonesia
dari suku bugis yang melaut, suku jawa bertani dan suku minang pandai
berdagang.
3) Integrasi koersif, integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan
kepada pihak yang enggan melakukan/mencerna integrasi.
PERTEMUAN 21
Soal-soal / Evaluasi
0 komentar:
Posting Komentar